Akan tetapi, hal itu hanya akan terjadi jika Krimea tetap menjadi milik Rusia dan Ukraina menerima bentuk netralitas permanen serta mengakui aneksasi Rusia atas Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia.
Kondisi seperti itu akan mewakili kapitulasi Ukraina yang hampir total pada saat pasukan mereka sedang melakukan serangan.
Musk dikabarkan jika dirinya telah diberitahu oleh Putin bahwa tujuan perang tersebut akan tercapai "apa pun yang terjadi", termasuk potensi penggunaan senjata nuklir jika Ukraina merebut kembali wilayah Krimea yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014.
Pada tanggal 3 Oktober 2022, Musk memprovokasi kemarahan dunia dengan menulis cuitan proposal yang serupa, menyatakan bahwa Krimea pada dasarnya adalah milik Rusia.
Ia menekankan bahwa referendum palsu di empat provinsi Ukraina lainnya yang diduduki Rusia harus diulang di bawah pengawasan PBB, dengan Rusia hanya akan pergi jika mereka kalah dalam pemungutan suara.
Musk menyarankan Ukraina untuk menjanjikan netralitas jangka panjang dan menjamin pasokan air ke Krimea.
Baca juga: Rusia Serang Ukraina Besar-besaran, Zelenskyy Bersumpah Perkuat Angkatan Bersenjatanya
Ia mengajukan proposal tersebut ke kolom pemungutan suara online, namun proposal tersebut ditolak.
Usulan-usulan itu pun mendapat sorotan di media pemerintah Rusia, tetapi dicemooh di Ukraina. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, kemudian mengadakan jajak pendapat dengan bahasa yang kurang sopan mengenai "Elon Musk mana yang lebih disukai pembaca: yang mendukung Ukraina, atau yang mendukung Rusia".