Kita semua hidup dalam kondisi yang sangat keras tapi ada orang [sipil] di sana-sini ada anak-anak serta ada keluarga tentara [kita] juga.
Jadi menyerahkan diri kepada [tentara Rusia] sebenarnya bukan pilihan bagi mereka sebab beberapa orang mengatakan mereka hanya akan [mengevakuasi] ke Ukraina".
Menurut Vershinin, suara ledakan di kota lebih sering terdengar saat ini dan penembakan terus berlanjut.
"Ini adalah kesempatan langka ketika kita TIDAK mendengar ledakan. Itu [menyerang] hampir sepanjang waktu, pada semua orang. Ini seperti putaran. Pesawat datang, lalu tembakan artileri kapal, lalu MLRS (peluncur roket ganda) - ed.), lalu pesawat datang lagi, rentetan kedua di dekatnya, lalu artileri lagi. Di sini banyak dari semuanya jatuh di kepala kita. Jadi penembakan hampir tidak pernah berhenti" jelas Mykhailo Vershinin.
Ikuti terus perkembangan invasi Rusia ke Ukraina hanya di portalkalteng.***