PORTALKALTENG - Saling tunding, Rusia menuduh Barat "meningkatkan ketegangan" atas Ukraina dan mengatakan AS telah membawa "nationalists, radicals, Russophobes and pure Nazisi" ke tampuk kekuasaan di Kyiv.
Hal ini terjadi ketika Dewan Keamanan PBB mengadakan perdebatan sengit tentang penambahan pasukan Moskow di dekat tetangga selatannya, dikutip portalkalteng dari AP News.
Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield membalas bahwa kekuatan militer Rusia yang tumbuh lebih dari 100.000 tentara di sepanjang perbatasan Ukraina adalah "mobilisasi terbesar" di Eropa dalam beberapa dekade.
Ia juga menyampaikan bahwa telah terjadi lonjakan serangan siber dan disinformasi di Rusia.
“Dan mereka berusaha, tanpa dasar faktual apa pun, untuk menggambarkan Ukraina dan negara-negara Barat sebagai agresor untuk membuat dalih untuk menyerang,” katanya.
Pertengkaran sengit di Dewan Keamanan terjadi ketika Moskow gagal dalam upaya untuk memblokir pertemuan itu dan mencerminkan jurang pemisah antara kedua kekuatan nuklir itu.
Itu adalah sesi terbuka pertama di mana semua protagonis dalam krisis Ukraina berbicara di depan umum, meskipun badan paling kuat di PBB tidak mengambil tindakan.
Beberapa jam kemudian, pemerintah Rusia mengirim tanggapan tertulis atas proposal AS yang ditujukan untuk meredakan krisis, menurut tiga pejabat administrasi Biden.