Kisah Nyata Jeffrey Dahmer, Pembunuh Berantai Kontroversial yang Kisahnya Diadaptasi Netflix

- 25 September 2022, 18:40 WIB
Evan Peters as Jeffrey Dahmer in Monster: The Jeffrey Dahmer Story.
Evan Peters as Jeffrey Dahmer in Monster: The Jeffrey Dahmer Story. /Cinema Blend

PORTAL KALTENG – Netflix kembali mengeluarkan drama kriminal yang terinspirasi dari kisah nyata. Kali ini, serial terbaru perusahaan asal California tersebut mengangkat tentang pembunuh berantai terkenal bernama Jeffrey Dahmer.

Berjudul DAHMER - Monster: The Jeffrey Dahmer Story, serial ini dibintangi oleh Evan Peters sebagai sang tokoh utama. Kisah yang diangkat ke layar kaca ini menjadi penggambaran mengerikan dari peristiwa nyata yang terjadi pada tahun 80-an.

Juga dikenal sebagai ‘Milwaukee Canibal’, Jeffrey Dahmer bertanggung jawab atas pembunuhan 17 pria dan anak laki-laki antara tahun 1978-1991. Berikut ini run-through dari kisah nyata di balik serial Netflix tersebut.

Baca juga: Daftar Film dan Series yang Akan Tayang di Netflix Bulan Oktober Pekan Pertama

Masa Kecil yang Kelam

Jeffrey Dahmer lahir pada 21 Mei 1960 di Milwaukee, Wisconsin. Ia adalah anak tertua dari dua putra Lionel Dahmer, seorang ilmuwan dan ahli kimia, dan Joyce Dahmer, seorang instruktur mesin teletype yang menderita penyakit mental.

Di masa mudanya, Jeffrey diperkirakan kurang mendapat perhatian karena sang ayah terlalu fokus pada pekerjaan dan ibunya mengalami depresi parah. Pada usia empat tahun, ia menjalani operasi hernia dan sejak itu ia menjadi semakin menarik diri.

Sepanjang masa kecilnya, Jeffrey memiliki ketertarikan dengan tulang. Terkesan oleh keingintahuan ilmiah putranya, sang ayah mendorong minat tersebut dan kerap mengajaknya berjalan-jalan untuk mencari tulang belulang di jalan raya. Jeffrey juga diajari cara membedah dan mengawetkan kerangka tersebut.

Selama masa sekolah menengahnya, Jeffrey menyadari bahwa ia adalah seorang homoseksual, tetapi ia mulai memiliki fantasi seksual gelap seperti pasangannya ‘tidak responsif’ dan hal-hal berbau pembedahan.

Tragedi Pertama

Tak lama setelah orang tuanya bercerai pada usia 18 tahun, Jeffrey menjemput seorang pria bernama Steven Hicks. Ia lalu mengundang Steven ke rumahnya untuk nongkrong dan minum bir. Namun saat Steven menolak, Jeffrey memukulnya dari belakang dengan dumbbell dan mencekiknya sampai mati, lalu melakukan masturbasi di atas tubuhnya.

Keesokan harinya, Jeffrey memutilasi tubuh Steven dan menguburnya di belakang rumah. Beberapa minggu kemudian, ia menggali jasadnya untuk menghilangkan daging dari tulang-tulangnya dengan asam. Ia lalu menghancurkan kerangkanya dan menyebarkannya di hutan.

Selama beberapa tahun berikutnya, kebiasaan minum Jeffrey yang semakin buruk mengakibatkannya keluar dari kuliah, dipecat dari tentara karena kinerja yang buruk, dan diusir dari rumah ayahnya di Ohio.

Ia pun akhirnya pindah dengan neneknya di Wisconsin. Saat tinggal di Wisconsin, Jeffrey mulai tertarik dengan aktivitas berbau gay lagi, ia kerap mengunjungi klub dan tempat pemandian, mendorong sisi seksualnya yang kejam muncul lagi.

Jeffrey akan menawarkan uang kepada beberapa pria, meminta mereka pulang bersamanya untuk menjadi model foto, sebelum membius dengan pil tidur dan memperkosa mereka.

Baca juga: Daftar Film dan Series yang Akan Tayang di Netflix Bulan Oktober Pekan Kedua

Jeffrey Dahmer.
Jeffrey Dahmer. Reuters

Aksi Lanjutan Sang Milwaukee Canibal

Pada tahun 1987, Jeffrey melakukan pembunuhan keduanya pada seorang pria bernama Steven Tuomi. Jeffrey sendiri mengaku tidak ingat telah membunuh Steven. Ia berkata bahwa ia terbangun di sebuah hotel dan mendapati Steven sudah mati dengan dada yang hancur.

Setelah membunuh Steven, Jeffrey memasukkan tubuhnya ke dalam koper untuk dibawa ke rumah neneknya. Di sana, ia memutilasi tubuh sang korban, memisahkan daging dari tulangnya, dan membuang sisa-sisa tubuhnya kecuali kepala.

Ia menyimpan kepala Steven di dalam selimut selama dua minggu sebelum mencoba mengawetkan tengkoraknya. Karena tidak berhasil, ia pun akhirnya membuangnya.

Pembunuhan Steven Tuomi memulai sebuah pola bagi Jeffrey. Antara Januari 1988-Juli 1991, ia telah membunuh 15 orang dengan dua di antaranya baru berusia 14 tahun. Jeffrey akan menjebak korbannya lalu membius, memperkosa, dan membunuh sebelum memutilasi tubuh mereka.

Pada tahun 1989, Jeffrey mulai menyimpan bagian tubuh dari orang-orang yang dibunuhnya, dimulai dengan korban keempatnya, Anthony Sears. Jeffrey menyimpan dan mengawetkan tengkorak dan alat kelamin Anthony di dalam lemari arsip.

Selanjutnya ia juga menyimpan kerangka manusia lengkap dan bagian-bagian tubuh seperti jantung, bisep, dan tangan di dalam lemari pendinginnya. Dalam upaya untuk menciptakan "zombie" pribadinya, Jeffrey bahkan mengebor tengkorak dua korbannya saat masih hidup dan menyuntikkan asam klorida ke dalam otak mereka.

Tetangga apartemen Jeffrey sudah sering mengeluhkan bau yang tidak sedap dan suara gergaji mesin yang mengganggu, namun Jeffrey bersikeras bahwa bau itu disebabkan oleh daging yang busuk atau kematian binatang peliharaannya.

Pada tahun 1991, Jeffrey mendekati tiga pria di sebuah bar, salah satunya adalah Tracy Edwards yang kemudian menerima tawaran sebesar $50 untuk menjadi foto modelnya.

Sesampainya di apartemen, Tracy mencium bau yang sangat menyengat dan melihat kotak-kotak asam klorida serta sebuah tong besar di kamar Jeffrey. Saat mencoba untuk pergi, Jeffrey memborgol dan mengancamnya dengan pisau, sebelum memberitahu bahwa ia akan mengambil jantung Tracy dan memakannya.

Untungnya, Tracy berhasil menenangkan Jeffrey dan meninju wajahnya. Ia lalu melarikan diri dan mendatangi polisi. Para polisi lalu menemani Tracy ke apartemen Jeffrey, di mana mereka menemukan beberapa tengkorak, berbagai bagian tubuh manusia, dan foto-foto polaroid yang menunjukkan korbannya dalam berbagai keadaan termutilasi.

Baca juga: Daftar Film dan Series yang Akan Tayang di Netflix Bulan Oktober Pekan Ketiga

Para korban Jeffrey Dahmer.
Para korban Jeffrey Dahmer. Reuters

Penangkapan Jeffrey Dahmer

Jeffrey lantas ditangkap atas percobaan pembunuhan Tracy. Begitu ditahan, ia pun mengakui semua tindakannya. Selama lebih dari 60 jam wawancara polisi, Jeffrey merinci kejahatannya dan mengungkapkan bahwa ia memang terlibat dalam nekrofilia dan telah memakan tubuh beberapa korbannya.

Pada bulan Januari 1992, persidangan Jeffrey dimulai. Pengadilan ini dilaksanakan untuk memutuskan apakah ia bertanggung jawab atas perbuatannya, atau apakah ia dinyatakan bersalah tetapi memiliki gangguan jiwa.

Para psikiater yang memberikan kesaksian di persidangan setuju bahwa Jeffrey memiliki masalah kesehatan mental yang serius. Dalam sebuah pernyataan saat dijatuhi hukuman, Jeffrey mengatakan kepada hakim bahwa ia ingin dihukum mati, namun hukuman mati telah lama dihapuskan di Wisconsin.

"Saya tahu bahwa waktu saya di penjara akan sangat buruk, tetapi saya pantas mendapatkan semua itu karena apa yang telah saya lakukan," katanya. "Saya siap untuk hukuman apa pun. Saya tidak meminta pertimbangan apa pun."

Jeffrey Dahmer dijatuhi hukuman penjara 16 kali seumur hidup. Meskipun hukuman itu sangatlah lama, ia hanya menghabiskan dua tahun di penjara sebelum kematiannya. Selama masa penahanannya, ia telah masuk Kristen, dibaptis, dan berhubungan secara teratur dengan orang tuanya.

Pada tanggal 28 November 1994, Jeffrey dibunuh oleh sesama narapidana dengan dipukuli menggunakan batang logam di kamar mandi penjara. Jeffrey masih sadar setelah serangan itu, namun dinyatakan meninggal satu jam kemudian setelah tiba di rumah sakit.

Editor: Reni Nurari

Sumber: PinkNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x