Ratusan Pesawat, Helikopter dan Tank Rusia serta Ribuan Kendaraan Tempur Tumbang di Palagan Ukraina

30 Maret 2022, 16:30 WIB
Rontok, kembali militer Ukraina klaim tembak jatuh 3 Mi 24P milik Rusia /Instagram @ukraine_defence

PORTALKALTENG - 131 pesawat dan jet tempur serta helikopter Rusia rontok dari langit Ukraina, begitupula armada angkatan udara Ukraina yang berjatuhan dari langit negara ini.

Sistem anti serangan udara menjadi momok menakutkan bagi jet tempur dan helikopter serbu kedua pihak, mulai dari S-500, S-400 Triumph (SA-21 Growler), S-350 Vityaz, Pantsyr-SM, Pantsyr air defense gun/missile Antey-2500 Antey-2500, S-300V.

Kemudian S-300PMU-2, S-300PMU, S-300P, Tor M2DT, Tor M2KM air defense system, Tor (SA-15 Gauntlet), Tunguska air defense gun/missile, Buk M3, Buk M2E, Buk, Strela-10 dan Osa (SA-8 Gecko) dan Kub.

Bahkan sistem pertahanan udara seperti S 200 masih digunakan militer Ukraina untuk menembak jatuh jet tempur Rusia di palagan Ukraina.

Baca Juga: Militer Ukraina Perbaharui Kerugian Moscow pada 30 Maret 2022, Hari ke 35 'Operasi Militer Khusus Rusia

Sedangkan Man-Portable Air Defense System (Manpads) seperti Stinger menjadi momok bagi jet tempur yang terbang rendah serta helikopter serbu Rusia dan Ukraina.

Rusia miliki manpads versinya seperti Verba, Igla, Strela-3 dan Strela-2 yang siap mengancam angkatan Udara Ukraina dan Rusia sendiri.

Untuk pemangsa tank serta kendaraan lapis baja Ukraina dan Rusia miliki banyak alternatif seperti Korsar dan Skift serta bantuan dari Amerika dan sekutunya seperti NLAW dan Javelin.

Kemudahan penggunaan Rudal Berpanduan Anti-Tank ini membuat korban tank dan kendaraan tempur (ranpur) lapis baja di kedua pihak mencapai ribuan.

Baca Juga: Mayoritas Pejuang Batalion Azov Nasionalis, Andriy Biletsky : Azov Adalah Tulang Punggung Pertahanan Mariupol

Belum lagi berhamburannya peluncur roket anti tank seperti RPG dengan puluhan variannya hingga Panzerfaust dari Jerman.

Walaupun pesawat, helikopter, tank dan ranpur juga mengalami modifikasi dan upgrade pertahanan namun tidak serta merta mampu mengamankan tentara kedua belah pihak.

Bila mengacu pada klaim Rusia dan Ukraina maka lebih dari 30 ribu orang tewas sepanjang 35 hari "operasi militer khusus" versi Rusia dan "invasi" versi Ukraina ini.

Menilik dari banyakya pesawat dan jet tempur yang tumbang beberapa hari terakhir Ukraina menunding Rusia mengubah pola serangan dengan mengandalkan rudal jarak jauh.

Baca Juga: Tidak Ada Dokumen Apapun yang Ditandatangani Rusia dan Ukraina pada Pembicaraan ke 4 di Istambul Turki

Selain itu menurut klaim Moscow fase pertama "operasi militer khusus" di Ukraina sendiri telah tercapai dan saat ini bergerak ke fase kedua.

Namun melihat dari pergerakan pasukan yang di klaim militer Ukraina sepertinya perang ini masih akan terus berlangsung.

Terbaru Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak menyampaikan kebutuhan militer Ukraina akan persenjataan untuk bertahan.

"Keberhasilan kami tidak hanya bergantung pada moral kami. Kami membutuhkan senjata yang efektif. Senjata berat, artileri, rudal anti-pesawat dan anti-kapal, dll. Sementara itu, kami tidak menghentikan upaya diplomatik kami untuk mengakhiri perang." ujar Andriy Yermak.

Baca Juga: Diangkat Presiden Vladimir Putin Menjadi Letnan Jenderal, Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov Datangi Mariupol

Sedangkan Moscow mengklaim sedang men de-eskalasi militernya di Kyiv dan Chernigov setelah menyelesaikan fase pertama operasi militer khusus.

Sedikit berbeda, Pimpinan Chehnya Ramzan Kadyrov menyerukan Rusia harus menyelesaikan operasi militer khusus dengan merebut kota Kyiv.

"Saya menyatakan bahwa kita harus menyelesaikan apa yang telah kita mulai, bahwa kita tidak boleh berhenti. Kita harus memasuki Kiev, dan merebut Kiev. Jika kita dihentikan di dekat Kiev, saya lebih dari yakin bahwa kita akan memasuki Kiev dan menciptakan ketertiban di sana." kata Kadyrov pada Selasa 29 Maret 2022 sperti yang dilansir Tass.com Rabu 30 Maret 2022.***

Editor: Patriano Jaya Maleh

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler