Mengenal SATRIA-1: Satelit Pertama Milik Indonesia yang Sudah Mengudara di Atas Bumi Papua

- 20 Juni 2023, 06:30 WIB
Peluncuran SATRIA-1
Peluncuran SATRIA-1 /Instagram /@jokowi

PORTAL KALTENG - Proyek Satelit Republik Indonesia (SATRIA) merupakan salah satu   bentuk upaya Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk  menuntaskan kekurangan konektivitas  pada  layanan  publik  pemerintahan  di  seluruh  wilayah  Indonesia, khususnya di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) dan Perbatasan.

SATRIA ini merupakan salah satu Proyek   KPBU   Satelit  Multifungsi diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika yang sudah dimasukkan dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Satelit Republik Indonesia (SATRIA) 1 sudah diluncurkan ke angkasa pada Minggu 18 Juni 2023 pukul 05:21 WIB atau hari Minggu pukul 18.21 waktu Florida, Amerika Serikat.

Baca Juga: Hasil Sidang Isbat Idul Adha 2023, Kemenag Tetapkan Awal Dzulhijjah 1444 Hijriyah

SATRIA-1 mengudara meninggalkan bumi menggunakan roket Falcon 9 milik Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX) dari Cape Canaveral Space Force Station, Florida seperti dikutip dari aiun resmi Twitter dan Instagram milik Presiden Jokowi.

"SATRIA-1 adalah satelit multifungsi pertama milik pemerintah dengan kapasitas terbesar di Asia. Satelit ini akan menempati orbit 146°BT tepat di atas Papua," kata Jokowi pada akunnya.

"Peluncuran SATRIA-1 adalah salah satu upaya kita dalam pemerataan pembangunan infrastruktur digital di pusat pelayanan publik di seluruh Indonesia," imbuh Jokowi.

Baca Juga: Ukraina Klaim Rebut Kembali 8 Pemukiman Termasuk Kota Piatykhatky Dari Pendudukan Pasukan Rusia

Operasional SATRIA-1 didukung 1 stasiun bumi atau Gateway, antara lain Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura. 

“Gateway Cikarang akan menjadi lokasi Stasiun Pusat Pengendali Satelit Primer dan Network Operation Control,” ujar Direktur Utama PT SNT, Adi Rahman Adiwoso dalam Konferensi Pers Peluncuran SATRIA-I.

Untuk menggunakan akses internet langsung dari satelit, diperlukan perangkat Very Small Aperture Terminal (VSAT). Sebut saja sebagai antena parabola kecil yang menggunakan satelit untuk jalur komunikasi atau terminal telekomunikasi satelit. Umumnya Antena VSAT berdiameter antara 0,6 dan 2,4 meter. Namun ada juga antena VSAT besar dengan panjang 3 s.d. 6 meter.

Baca Juga: Destinasi Wisata Terbaik dan Populer di Indramayu Jawa Barat yang Wajib Dikunjungi

SATRIA-1 memiliki kapasitas 150 Gbps yang berguna untuk memberikan akses internet di 150.000 titik layanan publik.  Dengan total kapasitas transmisi satelit sebesar 150 Gbps, maka setiap titik layanan akan mendapatkan kapasitas dengan kecepatan sampai 1 Mbps.

Dengan operasi transmisi lewat udara, memungkinkan layanan SATRIA-I menjangkau cakupan wilayah yang sangat luas dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Cakupan layanan yang luas akan mampu mengatasi hambatan geografis seperti daratan, gunung, bukit, lembah dan ngarai.

SATRIA-1 menjadi salah satu solusi pemerintah untuk melengkapi jangkauan BTS 4G dan Jaringan Kabel Serat Optik Palapa Ring. Sebelumnya, Pemerintah meminjam kapasitas internet satelit dari lima perusahaan sambil menunggu SATRIA-1 siap operasional.

Baca Juga: Meriahnya Konser Bruno Mars di Korsel Dihadiri Ratusan Ribu Penonton Hingga Idol K-Pop dan Selebriti Populer

Dikutip dari Kominfo, bahwa terdapat titik-titik layanan publik yang terdiri atas sarana pendidikan, pemerintah daerah, administrasi pertahanan keamanan, dan fasilitas kesehatan di seluruh wilayah Indonesia yang akan dilayani oleh satelit ini.

Kondisi geografis Indonesia yang cukup menantang dalam penyediaan jaringan teresterial merupakan alasan utama sehingga teknologi satelit menjadi solusi yang tepat-guna dalam mengentaskan kesenjangan akses broadband internet.

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo) telah melaksanakan proses pelelangan pengadaan Badan Usaha Pelaksana Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Satelit Multifungsi (Proyek KPBU Satelit Multifungsi) dengan menetapkan Konsorsium PSN sebagai pemenang lelang pada 26 April 2019.

Baca Juga: Lantik Pengprov ABTI Jawa Barat, Zulfydar: Atlet Bola Tangan Indonesia Tembus Prestasi Dunia

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur, disebutkan bahwa pemenang lelang yaitu Konsorsisum PSN harus mendirikan Badan Usaha Pelaksana (BUP) yang akan menandatangani perjanjian Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha. Adapun nama BUP Proyek KPBU Satelit Multifungsi ini adalah PT Satelit Nusantara Tiga (SNT).

Bentuk dan Kapasitas SATRIA -1

Diketahui, bahwa SATRIA-1 merupakan satelit internet pertama yang dimiliki Pemerintah Indonesia dan disiapkan untuk fasilitas-fasilitas publik di wilayah terdepan, tertinggal, terluar (3T) dan perbatasan.

Satelit seberat 4.600 Kg ini diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 dari SpaceX, perusahaan milik Elon Musk.

Baca Juga: Lirik Lagu 'Tante Kesepian' Dari Band Karnamereka, Tak Peduli Sudah Punya Pacar Bahkan Punya Suami

Berdasarkan studi terbaru BAKTI Kemenkominfo pada 2023, SATRIA-1 dengan kapasitas 150 Gbps. Satelit ini akan menghadirkan layanan internet di 50.000 titik fasilitas publik.

Kecepatan internet di setiap titik layanan publik itu diproyeksikan mencapai 4 Mbps. Kecepatan internet SATRIA-1 naik dari perhitungan awal di 2018 saat proyek SATRIA-1 dirintis yang mengusung kecepatan 1 Mbps untuk setiap titiknya.

Satelit berkapasitas 150 GBPS ini dibangun oleh PT Satelit Nusantara III yang dikerjakan oleh perusahaan antariksa Thales Alenia Space di Cannes, Prancis. Satelit ini menggunakan teknologi Very High-Throughput Satellite (VHTS) dan frekuensi Ka-Band.

Baca Juga: Profil 4 Pemain Baru Klub Liga 1 RANS Nusantara FC, Mayoritas Berusia Muda

Setelah diluncurkan, satelit ditargetkan berfungsi secara bertahap mulai Januari 2024. Satelit ini diluncurkan untuk menciptakan pemerataan pembangunan, terutama infrastruktur digital di pusat-pusat layanan publik seluruh indonesia. 

Kemudian, berdasarkan studi terbaru BAKTI Kemenkominfo pada 2023, SATRIA-1 dengan kapasitas 150 Gbps akan menghadirkan layanan internet di 50.000 titik fasilitas publik. Pengerjaan SATRIA-1  merupakan proyek dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha atau KPBU. Dalam hal ini, Kominfo bertindak selaku penanggung jawab proyek kerja sama melalui badan layanan umum BAKTI Kominfo. 

Sementara itu, PT Satelit Nusantara III sebagai badan usaha penyelenggara (BUP) satelit multifungsi ini dibentuk oleh konsorsium PSN. Konsorsium PSN merupakan konsorsium perusahaan satelit swasta pertama di Indonesia yang telah memiliki pengalaman satelit operator untuk wilayah indonesia dan asia selama lebih dari 32 tahun. ***

Editor: Muhammad Rokib

Sumber: Kominfo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah