Diduga Menjadi Korban Perundungan, Bocah SD di Tasikmalaya Meninggal Karena Depresi

- 22 Juli 2022, 14:38 WIB
Diduga menjadi korban perundungan, seorang anak SD di Tasikmalaya meninggal
Diduga menjadi korban perundungan, seorang anak SD di Tasikmalaya meninggal /pixabay/geralt
PORTAL KALTENG – Kejadian dugaan perudungan atau bullying pada anak kembali terjadi di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
 
Bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) tersebut diduga mengalami depresi hingga berujung pada kematian.
 
Seorang anak SD berinisial PA berusia 11 tahun itu diduga sebelumnya menjadi korban perundungan atau bullying oleh teman-temannya yang saat itu dipaksa untuk menyetubuhi kucing.
 
 
Yang lebih miris lagi aksi bully tersebut kemudian direkam bahkan disebarkan oleh pelaku perudungan.
 
Merasa malu karena vidionya yang tersebar, bocah SD tersebut mengalami penurunan kondisi psikis hingga depresi menyebabkannya enggan makan dan tidak mau keluar rumah.
 
Akibatnya kondisi tubuh korban melemah hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD SMC Tasikmalaya.
 
 
Ibu kandung korban mengatakan bahwa anaknya itu memang kerap kali menjadi sasaran bully dari teman sebayanya.
 
Sebelumnya ia bahkan sering menerima tindak kekerasan dengan cara dipukuli dan puncaknya diminta untuk melakukan perbuatan keji tersebut.
 
Teman-temannya memaksa korban menyetubuhi seekor kucing sambil dipertontonkan dan di olok-olok.
 
 
Sebelum akhirnya meninggal dunia, ibu korban mengaku anak keduanya itu sering mengeluhkan sakit dibagian tenggorokannya.
 
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, mengatakan, awal kejadian perisakan tersebut mengemuka dan diketahui melalui rekaman video di media sosial yang menyebar.
 
"Korban diduga sempat mengalami dugaan perundungan, sampai depresi, dan akhirnya meninggal dunia. Bentuk perundungannya adegan tidak senonoh. Korban dipaksa dan diancam teman sepermainan nya," ujar Ato.
 
 
KPAID juga telah berkunjung ke rumah keluarga korban dan akan memproses kejadian tersebut agar tidak terulang lagi kedepannya.
 
Kedua orang tuanya yang masih dalam keadaan berduka tampak sedih saat bercerita tentang pengalaman pahit yang diderita anak lelakinya tersebut.
 
Sang ibu mengatakan pelaku perudungan anaknya itu telah datang kerumahnya untuk meminta maaf atas tindakan mereka.
 
 
Dirinya mengaku iklas dengan kepergian putranya dan meminta agar kejadian serupa tidak dilakukan lagi kepada anak lainnya.
 
"Kedua orangtua korban masih belum stabil kondisi psikisnya. Oleh karena itu, kami tawarkan pendampingan dan pemulihan psikologis, juga mungkin mendampingi dalam proses hukumnya," kata Ato.
 
Sementara itu, Panit Reskrim Polsek Singaparna Aipda Dwi santoso, mengaku belum menerima laporan soal kejadian tersebut.
 
 
Meski begitu, pihaknya segera ke lokasi guna melakukan pendalaman dan penyelidikan.
 
"Kami belum menerima laporan. Namun, anggota kami segera ke lokasi untuk proses pendalaman," ujar Dwi.***

Editor: Patriano Jaya Maleh

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x