Materi khutbah Jum'at, 19 November 2021 dengan Tema: Berjuang Mendidik Anak Sholeh

18 November 2021, 16:32 WIB
Ilustrasi. Materi khutbah Jum'at, 19 November 2021 tema: Berjuang Mendidik Anak Sholeh /FREEPIK/rawpixel.com/

PORTALKALTENG - Materi khutbah Jumat, 19 November 2021 sebagai berikut. Materi khutbah Jumat kali ini bertemakan Berjuang Mendidik Anak Sholeh yang mana pada pekan ini tepatnya pada 20 November 2021 merupakan perayaan Hari Anak Sedunia.

Materi khutbah Jumat ini Portalkalteng.com rangkum secara detail dari situs NU.or.id dengan kelayakan materi yang telah teruji.

Seperti yang telah dicantumkan diatas, materi khutbah Jumat 19 November 2021 ini bertemakan Berjuang Mendidik Anak Sholeh yang anda simak selengkapnya dibawah ini.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jum'at 5 November 2021: Tiga Nilai Kepahlawanan untuk Mengisi Kemerdekaan

KHUTBAH PERTAMA

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

وَقَالَ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْد

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa mengagungkan asma Allah Ta’ala dengan mengucapkan al-Hamdulillahi Rabbil ‘Alamin atas limpahan nikmat-Nya dan juga karunia-Nya. Allah Ta’ala memberi kita karunia yang sangat mulia berupa iman dan Islam, begitu juga kesehatan.

Shalawat dan Salam tak henti-hentinya kita sanjungkan kepada Rasul pilihan dan Nabi tercinta; Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Semoga kita semuanya mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak, aamiin.

Marilah kita tingkatkan taqwa kepada Allah Ta’ala dengan cara menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Itulah sejatinya prinsip utama hamba-hamba pilihan Allah Ta’ala.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Dalam Islam, masyarakat yang bahagia dan sejahtera itu tidak hanya diukur dari pencapaian-pencapaian urusan duniawi, namun juga keberhasilan dalam perkara ukhrawi.

Sebuah tatanan masyarakat tidak akan bisa menjadi bahagia dan sejahtera jika mereka gagal dalam membangun keluarga-keluarga kecil yang ada di dalamnya.

Dan jika kita berbicara tentang keluarga, maka itu artinya kita juga akan berbicara tentang salah satu unsur terpenting dalam keluarga yang bernama: Anak.

Kalau kita bercermin pada keluarga Ibrahim ‘alaihissalam, sang anak itu “diperankan” oleh sosok Isma’il ‘alaihissalam.

Inilah sosok anak saleh teladan sepanjang zaman yang kemudian diangkat menjadi seorang nabi oleh Allah ’azza wajalla. Bahkan melalui keturunan Isma’il ’alaihissalam inilah kemudian lahir sosok nabi dan rasul paling mulia sepanjang sejarah manusia dan alam semesta, yaitu Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Karena itu, di kesempatan mulia ini, marilah kita merenung sejenak untuk belajar dari ayahanda para nabi dan rasul, Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam. Belajar tentang betapa pentingnya nilai keluarga kita, tentang betapa pentingnya nilai anak saleh bagi orang tuanya di dunia dan akhirat.

Allah berfirman:

فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ

“Maka ceritakanlah hai Muhammad, kisah-kisah (orang terdahulu) agar mereka mau berfikir.” (QS. Al-A’raf: 176)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Mencetak dan menghasilkan generasi saleh bukanlah perkara yang ringan, akan tetapi ia adalah perkara yang sungguh sangat berat dan butuh banyak sekali pengorbanan-pengorbanan.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat 29 Oktober 2021, Tema: Mempersiapkan Bekal Sebelum Kematian

Namun yakinlah siapa pun yang memiliki kesungguhan merealisasikannya, Allah Ta’ala akan menunjukkan jalan mudah bagi kita.

Sebagaimana dalam firman-Nya,

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهدِيَنَّهُم ‌سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلمُحسِنِينَ

“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam (mencari keridhaan) kami, maka kami (Allah) akan menunjukkan pada jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang berbuat baik.” (QS. Al-‘Ankabut: 69)

5 Tips Mencetak Anak Saleh

Maka, di antara upaya untuk mewujudkan hal di atas adalah sebagai berikut:

Pertama: Orang tua terlebih dahulu berusaha untuk menjadi saleh.

Karena siap menjadi orang tua artinya siap menjadi teladan untuk keluarga, bukan sekedar memberi makan, pakaian, dan mencukupi kebutuhan anak.

Keberhasilan Ibrahim ’alaihissalam mendapatkan karunia anak saleh seperti Isma’il ’alaihissalamadalah karena beliau sendiri berhasil mendidik dan membentuk dirinya menjadi seorang hamba yang saleh. Allah ’azza wajalla menegaskan:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ

“Sungguh telah ada untuk kalian teladan yang baik dalam diri Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya.” (QS. Al-Mumtahanah: 4)

Pujian Allah ’azza wajalla untuk Ibrahim ’alaihissalam ini tentu saja didapatkannya setelah ia berusaha dan berusaha menjadi sosok pribadi yang dicintai oleh Allah ’azza wajalla.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Kedua: Bersungguh-sungguhlah meminta dan mencita-citakan kepada Allah ‘azza wajalla anugerah berupa anak saleh.

Allah Ta’ala mengabadikan doa-doa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam tentang hal itu di dalam al-Quran:

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

“Wahai Rabbku, karuniakanlah untukku (seorang anak) yang termasuk orang-orang saleh.” (QS. al-Shaffat: 100)

رَبِّ اجْعَلْنِى مُقِيمَ الصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ

“Wahai Rabbku, jadikanlah aku orang yang menegakkan shalat, juga dari keturunanku. Wahai Rabb kami, kabulkanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)

Ini semua menunjukkan akan kesungguhan seorang ayah yaitu nabi Ibrahim dan juga cita-cita besarnya.

Mungkin banyak di antara kita yang sekedar mau memiliki anak yang saleh. Tapi siapa di antara kita yang sungguh-sungguh berdoa memintanya kepada Allah dengan mata yang berderai air mata?

Siapa di antara kita yang secara konsisten melangitkan doa-doa terbaiknya untuk keluarga dan anak-anaknya?

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Ketiga: Konsisten mencari rezeki yang halal untuk keluarga

Dalam pandangan Islam, apa yang dikonsumsi oleh tubuh manusia akan berpengaruh terhadap perilakunya.

Karena itu, Islam mewajibkan kepada setiap orangtua untuk memberikan hanya makanan halal yang diperoleh melalui harta yang halal kepada anak-anak mereka. Bahkan nafkah yang halal untuk keluarga akan dinilai sebagai sedekah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا أَنْفَقَ عَلَى أَهْلِهِ كَانَتْ لَهُ صَدَقَةً

“Sesungguhnya seorang muslim itu jika ia memberi nafkah kepada keluarganya, maka itu akan menjadi sedekah untuknya.” (HR. Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh al-Albani)

Usaha memberi nafkah yang halal tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Dan untuk itu, kita harus selalu mengingat peringatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang tantangan tersebut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لاَ يُبَالِي الْمَرْءُ مَا أَخَذَ مِنْهُ أَمِنَ الْحَلاَلِ أَمْ مِنْ الْحَرَامِ

“Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak lagi peduli apa yang ia kumpulkan; apakah dari yang halal atau dari yang haram?” (HR. Al-Bukhari)

Rasulullah juga telah berpesan:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنَ السُّحْتِ، النَّارُ أَوْلَى بِهِ

“Tidak akan masuk surga daging tumbuh dari harta haram, karena neraka lebih pantas untuknya.” (HR. Al-Tirmidzi dengan sanad yang shahih)

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Keempat: Memberikan kasih sayang kepada anak tapi tidak memanjakannya

Bukan berarti tidak diperbolehkan untuk memberikan fasilitas kepada anak mengingat zaman sudah sedemikian maju, hanyasanya apakah fasilitas yang ada tersebut justru akan melenakannya dan semakin menjauhkannya dari jaminan selamat dari azab akhirat.

Bukankah Allah Ta’ala telah memerintahkan kepada kita dalam firmman-Nya,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah diri dan keluarga kalian dari api nerakan yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (QS. At-Tahrim: 6)

Apakah kita rela membiarkan anak-anak terpanggang dalam kobaran api neraka? Apakah kita rela membiarkan anak-anak yang kita sayangi itu menjadi bahan bakar neraka Allah? Na’udzu billah min dzalik.

Kelima: Terus menerus belajar untuk menjadi orang tua yang saleh dan cakap

Mengapa kita harus benar-benar serius merancang kehadiran anak saleh di dalam rumah tangga kita?

Menjawab pertanyaan itu, marilah merenungkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ini:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ: مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila seorang insan meninggal dunia, akan terputuslah seluruh amalnya kecuali dari tiga hal: dari sedekah jariyah, atau dari ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang berdoa untuknya.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh al-Albani)

Melalui hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan bahwa anak saleh adalah investasi yang tak ternilai harganya. Anak yang saleh adalah pelita yang tak padam meski kita telah terkubur dalam liang lahat.

Baca Juga: Khutbah Jum'at 17 September 2021: Tema Tentang Bulan Safar Mengajarkan Umat untuk Menghargai Waktu

Anak yang saleh adalah sumber pahala yang tak putus meski tubuh kita telah hancur berkalang tanah. Sebaliknya, anak-anak yang tidak saleh kelak akan menjadi sumber bencana bagi kehidupan kita para orang tua di akhirat, wal ‘iyadzu billah.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Demikian materi khutbah Jumat tentang tips mencetak anak saleh yang dapat kami sampaikan pada siang hari yang mulia ini, semoga Allah Ta’ala memberikan kepada kita kekuatan untuk senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

اَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ! اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ. وَذَرُو الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنْ. وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Demikianlah materi khutbah Jumat 19 November 2021 dengan tema: Berjuang Mendidik Anak Sholeh.

Baca Juga: Khutbah Jum'at 10 September 2021: Tema Tentang Bijak Dalam Menghadapi Musibah

Semoga materi khutbah Jum'at ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.*** 

Editor: Febbri Yanto Susanto

Sumber: nu.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler