“Saya ada menanyakan pedagang, bahwa ada ketidaksesuaian kuota epliji. Biasanya pedagang mendapat jatahnya 2.100 tabung, namun hanya menerima 1.300 tabung. Nah, ini menunjukkan ada kekurangan kuotanya,” ungkap Fairid.
Alhasil ia memperingatkan para agen, pangkalan hinggal pengecer elpiji agar menjual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp22 ribu.
“Kepada agen dan pangkalan elpiji saya ingatkan agar menjual dengan harga sesuai HET, dan pengecer harus diawasi oleh agen dan pangkalan itu sendiri,” tegasnya.
“Kita berhitung saja, dari harga Rp22 ribu, kenaikan harga BBM berapa? Kok sampai Rp 40-60 ribu. Kita berhitung saja di luar logika,” imbuhnya.
Untuk mengatasi persoalan kenaikan harga LPG ini pemerintah kota Palangka Raya bersama Forkompinda akan gencar melakukan pengecekan maupun pengawasan terhadap elpiji bersubsidi.
"Kemaren pagi saya menjadi IRUP upacara TMMD Kodim 1016 Palangka Raya. Kemudian di lanjutkan bersama - sama Pak Kapolres dan Forkompimda lain nya mengecek pasar murah untuk menekan inflasi. Serta mendatangi secara acak agen2 LPG dimana untuk melakukan pengawasan." tulis @fairidnaparin.
Jika satgas khusus ini menemukan pelanggaran, pihaknya akan dengan tegas menindak sesuai peraturan yang berlaku.***