PortalKalteng - Jaman dahulu, sumpit dipergunakan masyarakat suku Dayak untuk berburu dan berperang. Pria dewasa suku Dayak jaman dulu, harus bisa menyumpit dengan tepat. Kepiawaian tersebut dijadikan penanda, seorang pria telat melewati fase remaja.
Kian memudarnya olahraga Sumpit menjadi perhatian bagi Kodim 1015/Sampit. Untuk melestarikan kembali budaya asli Kalimantan ini.
Dangka Kegiatan Komsos Kreatif Tahun 2021 dengan tema “Membentuk SDM Kreatif, Inovatif, Dan Adaptif” Kodim 1015/Sampit mengadakan perlombaan menyumpit, yang diadakan di Aula Kehormatan Prajurit Kodim 1015/Sampit.
Baca Juga: Semangat TMMD 112, jembatan penghubung antar desa di Kampuri rampung dalam 2 hari
Seluruh peserta nampak serius menargetkan demek (anak sumpit) agar tepat pada sasaran yang nilainya lebih tinggi. Pasalnya dalam aturan lomba tersebut, peserta yang dapat poin tertinggi, akan keluar sebagai pemenang.
Dandim 1015/Spt, Letnan Kolonel (Letkol) CZI Akhmad Safari mengatakan, bahwa lomba sumpit yang digelar bertujuan untuk mempertahankan budaya asli Suku dayak agar tidak punah termakan oleh jaman.
Menurutnya, Sumpit juga merupakan salah satu olahraga tradisional adat, yang pada jaman dahulu digunakan nenek moyang sebagai berperang dan berburu hewan, serta digunakan juga di upacara – upacara adat.
“Selain mempertahankannya, kami juga ingin memperkenalkan kepada generasi muda, dan menumbuhkan minat mereka untuk melestarikannya agar tidak punah ditengah pesatnya perkembangan dunia digital,” Ujar Dandim 1015/Spt Komandan Kodim 1015/Sampit.
Letkol Czi Akhmad Safari yang juga asli kotim ini menyampaikan, bahwa orang bermain sumpit hampir jarang terlihat. Walaupun ada, kebanyakan hanya orang tua. Maka dari itu, dirinya berharap ke depan anak muda dapat mengambil peran penuh terhadap pelestarian budaya tradisional adat Suku Dayak.
Baca Juga: Beberapa Keutamaan Memelihara Kucing dan Ancaman Neraka Bagi Yang Menyiksanya