Baca Juga: Tanpa Lionel Messi, Barcelona Juara Liga Spanyol Penyelamat Celta Vigo, Real Madrid?
Fenomena alam langka yang ada ialah kulminasi matahari atau yang disebut hari tanpa bayangan dan telor berdiri.
Fenomena tersebut terjadi dua kali dalam setahun yakni pada 21-23 Maret dan 21-23 September sehingga menjadi suatu kebanggaan bagi warga Kota Pontianak.
Dari keterangan Angga selaku petugas Pelaksana Fungsi BPL Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Pontianak, bahwa terjadinya Kulminasi Matahari ini tepat pada pukul 11.49 Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB).
Pada waktu ini, matahari tepat berada diatas kepala atau diatas objek benda di kawasan Tugu Khatulistiwa sehingga tidak tampak bayangannya.
Baca Juga: Wabup Sujiwo Salurkan Bantuan Rp25 Juta untuk Masjid Salsabila Yonko 465 Kopasgat
Telor Berdiri
Kemudian, fenomena langka lainnya yang sangat unik adalah telor berdiri. Biasanya pada Kulminasi Matahari ini warga ataupun wisawatan yang berkunjung menandainya dengan mendirikan telor tegak.
Disebut telor berdiri, lantaran tanpa disentuh pun telur berdiri dengan sendirinya.
Perputaran Air yang Berbeda
Kemudian, fenomena langka lainnya adalah perbedaan arah perputaran aliran air yang terletak di bumi bagian utara dan bagian selatan Kota Pontianak Kalimantan Barat.