PORTALKALTENG - Terungkapnya peristiwa di Bucha membuat Rusia sibuk melakukan bantahan, kali ini Dewan kota Mariupol melaporkan mobil krematorium Rusia di Mariupol mulai sibuk.
Mobil ini ditunding membakar mayat penduduk kota yang terbunuh dan dibunuh di sebagian wilayah yang diduduki Rusia dan sekutunya yaitu sebagian wilayah Donetsk, seperti yang dilansir pravda pada Rabu 6 April 2022.
"Para pembunuh menutupi jejak mereka. Krematorium bergerak Rusia telah mulai beroperasi di Mariupol. Setelah pengakuan internasional yang luas atas genosida di Bucha, kepemimpinan Rusia telah memerintahkan penghancuran semua bukti kejahatan oleh tentaranya di Mariupol." tulis Dewan Kota Mariupol di Telegram.
Satu minggu yang lalu, diperkirakan jumlah korban tewas di wilayah Mariupol mencapai 5.000 orang.
Selama 30 hari lebih Rusia dan sekutunya melakukan pengepungan di Mariupol, Kremlin kerap menuduh Batalyon Azov yang menembaki warga sipil, namun kini Moscow sibuk "membersihkan" kota ini.
Tetapi jika mengingat ukuran kota, kehancuran dahsyat di sana, durasi blokade dan perlawanan sengit, puluhan ribu warga sipil dari Mariupol bisa menjadi korban penjajah.
Hal inilah yang diduga menjadi penyebab Rusia tidak terburu-buru untuk memberikan lampu hijau kepada misi Turki dan inisiatif lain untuk menyelamatkan dan mengevakuasi sepenuhnya Mariupol.
"Selain itu, semua saksi potensial atas kekejaman penjajah sedang diidentifikasi melalui kamp penyaringan dan dibunuh." ungkap Dewan Kota Mariupol.