PORTALKALTENG - Moscow menggambarkan kondisi kota Mariupol yang tegang dengan penduduk kekurangan makanan dan listrik dan harus meninggalkan kota.
Mariupol menjadi lokasi pertempuran sengit antara pasukan Ukraina dan Rusia beserta Republik Rakyat Donetsk (DPR) dalam beberapa pekan terakhir.
Pada 7 Maret, pasukan DPR mengatakan bahwa mereka telah mengepung kota dan mulai membersihkannya dari pasukan Ukraina dan batalyon ekstremis, seperti yang dilansir sputniknews.
Bentrokan berlanjut di bagian tengah Mariupol, suara tembakan, ledakan dan tembakan artileri terdengar di seluruh kota.
Jalan utama menuju pusat kota diblokir oleh barikade yang terbuat dari berbagai peralatan dan kendaraan.
Sebelumnya Rusia selalu mengklaim nasionalis Ukraina jadikan warga Mariupol sebagai tameng hidup, Ukraina menjawab dengan selamatkan puluhan ribu warga lewat "koridor kemanusiaan".
Selain itu militer Ukraina menjawab tundingan Rusia dengan postingan kehancuran tentara Rusia dan Sekutunya, bahkan sejumlah perwira Rusia dan pasukan elitnya tewas di Mariupol.
Penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina Vadym Denysenko menyampaikan situasi kota Mariupol sangat tidal stabil.