“Taktik brutal Rusia telah membunuh warga sipil, petugas medis, dan beberapa kejahatan yang telah menunjukkan kepada kita semua kebenaran perang ini. Rusia telah menyerang begitu banyak dari apa yang kita anggap suci dan segalanya – segalanya – yang diperjuangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tindakan Rusia harus dikutuk dengan tegas,” kata A.S. Perwakilan untuk PBB mengatakan.
Menanggapi munculnya referendum dari Repubik Rakyat Donestk, Luhansk dan yang terbaru Kherson, Uni Eropa dan Amerika Serikat juga memberikan tanggapan.
Uni Eropa dan Amerika Serikat tidak akan mengakui "referendum" yang diselenggarakan oleh Rusia di wilayah pendudukan Ukraina, termasuk di Kherson yang dinyatakan pada pertemuan Dewan Permanen OSCE, seperti yang dilansir ukrinform.
Pernyataan Uni Eropa yang dikeluarkan selama pertemuan tersebut mengatakan bahwa sangat mengutuk fakta bahwa angkatan bersenjata Rusia telah menculik walikota yang terpilih secara demokratis dan otoritas lokal lainnya, termasuk di Dniprorudne, dan menuntut pembebasan segera mereka.
Uni Eropa juga telah melihat laporan bahwa Rusia mungkin merencanakan "referendum" palsu lainnya dengan todongan senjata di Kherson, serta di bagian lain Ukraina.
Sebelumnya Uni Eropa tidak pernah mengakui upaya untuk mencaplok semenanjung Krimea atau entitas ilegal di bagian timur Ukraina yang diduduki.
Rusia akan dimintai pertanggungjawaban atas pelanggaran berat Piagam PBB dan Helsinki Final Act, menurut pernyataan itu.