Kecaman Muncul Usai Presiden Rusia Vladimir Putin Akui Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk

- 22 Februari 2022, 14:18 WIB
Ilustrasi Rusia tandatangani perjanjian bantuan kepada Donetsk dan Luhansk
Ilustrasi Rusia tandatangani perjanjian bantuan kepada Donetsk dan Luhansk /themoscowtimes/Russian Defense Ministry / TASS

PORTALKALTENG - Kecaman muncul usai Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pengakuan kemerdekaan Donetsk dan Luhansk pada senin 21 Februari 2022.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan di televisi pengakuan kemerdakaan dua wilayah di sebelah timur Ukraina.

Tindakan ini menuai berbagai kecaman dari berbagai pihak terutama negara barat yang bersebrangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dikutip portalkalteng dari kyivpost Selasa 22 Februari 2022 Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam langkah Rusia yang mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk.

Baca Juga: Rangkuman Materi IPA SD, Sistem Pencernaan Ikan

"Sekretaris Jenderal menganggap keputusan Federasi Rusia sebagai pelanggaran terhadap integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa," ungkap Antonio Guterres dalam sebuah pernyataan.

Kecaman keras juga disampaikan oleh Ketua OSCE dan Menteri Luar Negeri Polandia, Zbigniew Rau, Sekretaris Jenderal OSCE Helga Maria Schmid, Presiden Majelis Parlemen OSCE Margareta Cederfelt (MP, Swedia) dan Sekretaris Jenderal Majelis Parlemen OSCE Roberto Montella.

Mereka mengecam keras keputusan Rusia untuk mengakui wilayah tertentu dari oblast Donetsk dan Luhansk Ukraina sebagai wilayah independen dan membuat pernyataan berikut:

Baca Juga: Profil Pemain Viking FK Shayne Pattynama, Calon Pemain yang Rencanannya Akan Di Naturalisasi Selanjutnya

“Langkah ini merupakan pelanggaran hukum internasional dan prinsip-prinsip dasar OSCE dan bertentangan dengan perjanjian Minsk, dikutip portalkalteng dari OSC.org.

Seperti semua Negara peserta OSCE, Rusia telah berkomitmen untuk menghormati kedaulatan dan integritas teritorial negara lain.

Kami meminta Rusia untuk segera membatalkan keputusan ini.

Pengakuan itu hanya akan memicu ketegangan lebih lanjut dan akan memisahkan populasi yang tinggal di wilayah ini dari sisa negara mereka, Ukraina.”

Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Akui Kemerdekaan Dua Wilayah di Ukraina Timur dan Adakan Perjanjian Bantuan

Pernyataan bersama oleh Ketua OSCE Rau, Sekretaris Jenderal Schmid, Presiden Majelis Parlemen OSCE Cederfelt dan Sekretaris Jenderal Montella tentang pengakuan Rusia atas wilayah-wilayah tertentu di oblast Donetsk dan Luhansk Ukraina sebagai wilayah independen.

Kemudian Sekjen NATO Jens Stoltenberg pada hari Senin mengutuk pengakuan Presiden Rusia Vladimir Putin atas daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di Ukraina timur.

Ia mnyampaikan bahwa hal tersebut melanggar perjanjian internasional yang telah ditandatangani Moskow, dikutip portalkalteng dari themoscowtimes.

"Saya mengutuk keputusan Rusia untuk memperluas pengakuan kepada 'Republik Rakyat Donetsk' yang diproklamirkan sendiri dan 'Republik Rakyat Luhansk'," kata Stoltenberg dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: FDG Pembahasan Kawasan Udang Vaname yang akan Menjadi Sumber Kekuatan Ekonomi Pesisir Sukamara Kalteng

“Ini semakin merusak kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina, mengikis upaya menuju penyelesaian konflik, dan melanggar Perjanjian Minsk, di mana Rusia adalah salah satu pihak,” tambahnya.

"Moskow terus menyulut konflik di Ukraina timur dengan memberikan dukungan keuangan dan militer kepada para separatis. Moskow juga mencoba membuat dalih untuk menyerang Ukraina sekali lagi."

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Senin juga mengutuk langkah Kremlin untuk mengakui dua wilayah separatis Ukraina timur sebagai independen.

Selain itu Prancis juga mendesak Uni Eropa untuk menyetujui sanksi baru terhadap Moskow.

Baca Juga: Rangkuman Materi IPA SD, Pencernaan Hewan Invertebrata

"Presiden mengutuk keputusan itu .... Dia menuntut pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB serta penerapan sanksi Eropa yang ditargetkan," kata kepresidenan Prancis dalam sebuah pernyataan.***

Editor: Patriano Jaya Maleh

Sumber: themoscowtimes.com Kyivpost.com OSCE


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah