Kemudian, beralih ke proses kudeta pemerintahan Indonesia yang dipimpin oleh Komandan Batalyon Cakrabirawa Kolonel Untung Syamsuri. Diketahui bahwa Kolonel Untung Syamsuri memiliki hubungan yang kuat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Baca Juga: LINK NONTON Film Miracle in Cell No 7 Indonesia Full HD, Bukan di LK21 Maupun Telegram, HANYA DISINI
Pada tanggal 30 September sampai 1 Oktober 1965, Kolonel Untung dan beberapa personel TNI membentuk membentuk sebuah kelompok revolusi yang diberi nama Gerakan 30 September.
Gerakan 30 September 1965 dipimpin langsung oleh ketua PKI saat itu DN Aidit.
Gerakan ini dimaksudkan untuk mendatangi satu per satu rumah para Jenderal TNI AD yang saat itu dianggap memiliki gerakan anti-revolusioner terhadap pemerintah Indonesia.
Beberapa personel dikirim untuk menculik para jenderal tersebut. Jenderal A.H Nasution berhasil meloloskan diri dengan melompati pagar tembok rumahnya, namun naas putrinya, Ade Irma Suryani Nasution, tewas tertembak.
Para tentara PKI kemudian mencari keberadaan Jenderal A.H Nasution, ajudannya yaitu Lettu Pierre Tendean mengaku sebagai Jenderal A.H Nasution. Ia pun tewas dan jasadnya diseret ke dalam truk.
Rumah selanjutnya yang menjadi target adalah Jenderal Ahmad Yani, karena ia melawan saat akan ditangkap maka saat itu juga ia ditembak beberapa kali dan tewas seketika. Peristiwa yang sama juga terjadi di rumah Mayjend M.T Haryono.
Selain itu, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo, Mayjen Siswondo Parman, dan Letjen Raden Soeprapto ditangkap secara paksa.