Siapa Sosok Dimas Van Djik? Inilah Cerita Hidup Dimas Van Djik Tokoh Film Horor Ivanna Van Djik Yang Berakhir

- 29 Juli 2022, 19:14 WIB
Cerita Hidup Dimas Van Djik adik dari Ivanna Van Djik di film horor Ivanna berdasarkan novel Ivanna Van Djik Karya Risa Saraswati.
Cerita Hidup Dimas Van Djik adik dari Ivanna Van Djik di film horor Ivanna berdasarkan novel Ivanna Van Djik Karya Risa Saraswati. /Tangkapan layar instagram @danurmovie

PORTAL KALTENG - Film horor Indonesia yang berjudul Ivanna saat ini tengah menjadi perbincangan hangat publik.

Hal tersebut terjadi karena alur yang disebut sangat sadis, menceritakan tentang pembunuhan dari seorang perempuan Belanda yang menuntut balas dendam.

Sosok perempuan Belanda itu bernama Ivanna Van Djik, yang semasa hidupnya mendapatkan ketidakadilan.

Sehingga Ivanna Van Djik harus merasakan pengkhianatan dan kesakitan semasa hidupnya.

Baca Juga: Beginilah Penampakan Pertemuan Awal Ivanna Van Dijk Dan Risa Saraswati Dikehidupan Berbeda Dunia

Dalam film horor Ivanna ada sosok laki-laki yang bernama Dimas Van Djik, rupanya cerita kehidupan yang menyakitkan dari Dimas Van Djik juga diceritakan oleh Risa Saraswati.

Sebenarnya, sosok Dimas Van Djik telah diceritakan Risa Saraswati sekilas pada film horor Danur : Maddah beberapa tahun silam.

Kemudian, Risa Saraswati kembali menceritakan sosok Dimas Van Djik secara lengkap di novel Ivanna Van Djik yang ditulisnya.

Di novel Ivanna Van Djik, Risa Saraswati menceritakan kehidupan Dimas Van Djik dari dirinya lahir hingga dewasa.

Dimas Van Djik sebenarnya merupakan adik kandung laki-laki dari Ivanna Van Djik yang lahir di Indonesia yang saat itu disebut sebagai Inlander.

Setelah Dimas Van Djik lahir, Ayahnya yang bernama Peeter Van Djik sangat senang. Begitu juga dengan Ivanna Van Djik.

Peeter Van Djik yang sangat mencintai makanan dan budaya Indonesia memilih memberi nama anak laki-laki nya itu dengan nama depan yang sebenarnya diambil dari nama Inlander.

Nama depan Dimas Van Djik ini merupakan awal dari semua yang terjadi pada adik Ivanna Van Djik itu yang selama hidupnya mendapat rasa sakit dari teman-teman Londonya.

Sebenarnya rekan dari sang Ayah yakni Peeter Van Djik yang bernama Charles sudah mengingatkan sang Ayah agar tidak memberikan nama depan anak laki-lakinya dengan nama Inlander.

Tapi, kecintaan Peeter Van Djik yang sangat mencintai negara yang dijajahnya, membuatnya menolak peringatan dari Charles itu.

Semasa kanak-kanaknya Dimas Van Djik hanya berdiam diri di rumah, bermain bersama Syaiful dan adik-adiknya yang saat itu masih bekerja dengan mereka.

Beranjak menjadi anak-anak yang sudah berusia untuk bersekolah, Peeter Van Djik dan Suzie Van Djik memutuskan untuk menyekolahkan Dimas Van Djik, dimana sang kakak Ivanna Van Djik bersekolah.

Sekolah tempat Ivanna Van Djik dan Dimas Van Djik bersekolah adalah tempat dimana anak-anak londo seusia mereka sekolah.

Ivanna Van Djik yang memang sangat menyayangi adiknya, sangat menjaga Dimas Van Djik dari orang-orang yang menyakiti adiknya.

Ivanna Van Djik selalu memarahi orang-orang yang menghina nama depan adiknya yang disebut sebagai nama kampungan karena diambil dari nama Inlander.

Beranjak remaja, Dimas Van Djik meminta sang kakak agar tidak selalu memperlakukannya seperti anak-anak di sekolah karena baginya dia sudah menjadi seorang remaja.

Baca Juga: Siapa Sosok Elizabeth Bouwer? Inilah Cerita Hidup Wamita Belanda yang Sangat Dibenci Ivanna Van Dijk

Awalnya Ivanna Van Djik tidak menyetujui permintaan dari Dimas Van Djik, karena dirinya tau bahwa adiknya mendapatkan perlakuan yang tidak adil di sekolah.

Namun, Dimas Van Djik tetap kukeuh dengan permintaannya itu yang akhirnya membuat Ivanna Van Djik terpaksa menyetujuinya.

Selama bersekolah, ternyata benar saja, Dimas Van Djik mendapatkan tindakan bullying di sekolahnya, bahkan dirinya dimanfaatkan oleh anak-anak londo untuk mengerjakan tugas mereka.

Dimas Van Djik menerima perlakuan tidak baik itu demi dirinya bisa mendapatkan teman di sekolah, bahkan tindakan buruk dari anak-anak londo lainnya tersebut tidak diketahui oleh keluarganya.

Dimas Van Djik menutupinya dari keluarganya, dan mengatakan bahwa dia sangat baik-baik saja di sekolah.

Ivanna Van Djik yang melihat sikap tidak biasa dari Dimas Van Djik setelah bersekolah, membuatnya menjadi curiga.

Kemudian, Ivanna Van Djik meminta kedua orang tuanya agar tidak menyekolahkan Dimas Van Djik di sekolah yang sama dengannya, dan memberikan saran agar adiknya melanjutkan sekolah di rumah.

Kedua orang tuanya yang telah mendapatkan penjelasan penyebab Ivanna Van Djik meminta hal itu menyetujuinya. Namun, Dimas Van Djik yang mendengarnya menolak permintaan itu.

Dimas Van Djik mengatakan dirinya tetap ingin bersekolah di sana, dan memarahi Ivanna Van Djik karena permintaan sang kakak yang tidak seperti keinginannya.

Semenjak peristiwa itu, terjadi konflik antara Ivanna Van Djik dan Dimas Van Djik. Ruang makan yang biasanya dihiasi dengan canda tawa keduanya mendadak sunyi.

Sehingga hal itu membuat Peeter Van Djik dan Suzie Van Djik menjadi bingung dengan sikap yang berbeda dari Ivanna Van Djik dan Dimas Van Djik.

Disekolah, Dimas Van Djik bertemu dengan seorang gadis yang merupakan anak petinggi militer Netherland yang saat itu sangat dihormati oleh bangsa Netherland yang bermukim di daerah itu.

Gadis tersebut bernama Elizabeth Bouwer, yang merupakan gadis yang pernah berkonflik dengan Ivanna Van Djik saat pertama kali bersekolah.

Dimas Van Djik yang memang merasakan kagum dengan paras cantik yang dimiliki Elizabeth Bouwer, melukis sosok gadis tersebut secara diam-diam.

Sampai akhirnya, Elizabeth Bouwer mengetahui hal itu saat berhasil merebut lukisan Dimas Van Djik di salah satu bawah pohon taman sekolah mereka.

Dimas Van Djik yang menyadari itu langsung menundukkan kepalanya, takut-takut jika saja Elizabeth Bouwer memarahinya karena sudah melukis gadis itu dengan diam-diam.

Namun apa yang di pikirkan Dimas Van Djik berbeda dengan perlakuan dari Elizabeth Bouwer, walaupun gadis itu sempat terkejut tapi kemudian terlihat ekspresi senang di wajahnya.

Bahkan permintaan dari Elizabeth Bouwer yang meminta Dimas Van Djik untuk melukisnya lagi, membuat adik Ivanna Van Djik itu merasakan terkejut. Kemudian menyetujuinya.

Semenjak pertemuan itu, Elizabeth Bouwer dan Dimas Van Djik menjadi sepasang sahabat.

Dimas Van Djik dan Elizabeth Bouwer selalu berjanji bertemu ditempat dimana pertama kali keduanya bertemu tanpa diketahui oleh siapapun termasuk teman-teman di sekolah mereka.

Baca Juga: Cerita Hidup Sebenarnya Sosok Ivanna Van Djik Yang Diangkat Ke Dalam Film Bioskop Horor Ivanna

Memang saat itu, Elizabeth Bouwer melarang Dimas Van Djik untuk membongkar hubungan persahabatan mereka.

Meskipun Dimas Van Djik sempat mempertanyakan hal itu, namun setelah mendapatkan penjelasan dari Elizabeth Bouwer, akhirnya Dimas Van Djik menyetujuinya.

Elizabeth Bouwer dan Dimas Van Djik yang sudah mulai merasa nyaman dengan kebersamaan mereka, kemudian menceritakan masing-masing tentang apa yang pernah dialami keduanya.

Hari demi hari berlalu, tiba saatnya Peeter Van Djik memberitahukan keluarganya bahwa dirinya akan dipindahkan bekerja di Bandoeng.

Kabar itu membuat Suzie Van Djik dan Ivanna Van Djik membuat mereka menjadi ikut senang, kecuali Dimas Van Djik yang terlihat sedih.

Orang tua dan Ivanna Van Djik pun menanyakan perihal kenapa tiba-tiba Dimas Van Djik terlihat sedih, tetapi mereka tidak mendapatkan jawaban dari Dimas Van Djik.

Malah sebaliknya Dimas Van Djik meminta keluarganya untuk membiarkan dirinya bersekolah di sana karena dia memiliki keinginan tidak mau berpisah dengan Elizabeth Bouwer.

Peeter Van Djik dan Suzie Van Djik merasa semakin bingung dengan permintaan anak laki-laki mereka, apalagi mereka tidak mendapati jawaban penyebab anaknya meminta hal itu.

Sampai disekolah, Dimas Van Djik bertemu dengan Elizabeth Bouwer dan meminta pendapat sahabatnya itu atas kepindahan keluarga Van Djik ke Bandoeng.

Elizabeth Bouwer pun meminta Dimas Van Djik untuk menyetujui ajakan keluarganya untuk pindah ke Bandoeng.

Meskipun Dimas Van Djik sempat bingung dengan pendapat dari Elizabeth Bouwer, akhirnya dia terpaksa menyetujui hal itu.

Setelah kepindahan keluarga Van Djik di Bandoeng, sekolah Dimas Van Djik pun juga ikut dipindahkan ke Bandoeng.

Seperti sebelumnya, Dimas Van Djik tetap mendapatkan perlakuan yang sama dari teman-teman Londonya waktu bersekolah di Bandoeng.

Beberapa tahun kemudian, Peeter Van Djik memberitahukan bahwa keluarga Bouwer akan dipindahkan ke Bandoeng dan ayah dari Elizabeth Bouwer kembali menjadi pimpinan militer.

Berbeda dengan keluarganya yang terkejut mendengar hal itu, karena memang sebelumnya keluarga Van Djik berkonflik dengan keluarga Bouwer, namun Dimas Van Djik malah terlihat senang.

Dimas Van Djik yang awal kepindahan mereka ke Bandoeng terlihat tidak semangat, tiba-tiba menjadi bersemangat lagi dan hal itu membuat keluarganya kembali bingung.

Selain itu, Peeter Van Djik juga memberitahukan bahwa keluarga Bouwer akan melakukan kunjungan ke rumah tentara militer yang ada di Bandoeng termasuk rumah mereka.

Hal itu membuat Suzie Van Djik menjadi sedikit khawatir dengan penyambutan mereka jika tidak sesuai dengan keinginan keluarga Bouwer.

Peeter Van Djik yang memang bersikap tenang, menjawab pertanyaan dari Suzie Van Djik yang membahas soal cara mereka melaksanakan acara penyambutan dari petinggi militer Neherland itu.

Peeter Van Djik mengatakan agar mereka melakukan panyambutan itu dengan kebiasaan mereka di rumah, yakni dengan makanan dan budaya Inlander.

Berebeda dengan Dimas Van Djik yang sebenarnya tidak sependapat dengan kedua orang tuanya tentang tema penyambutan mereka, Ivanna Van Djik menyetujui itu.

Kemudian tanpa berkata apapun, Dimas Van Djik memilih untuk ke kamarnya, sehingga membuat keluarganya menjadi bingung.

Ivanna Van Djik yang memang memiliki rasa penasaran dengan sikap adiknya itu memilih untuk menyusul Dimas Van Djik ke kamarnya.

Dikamar, Ivanna Van Djik menanyakan apa permasalahan Dimas Van Djik. Kemudian Dimas Van Djik menceritakan tentang kegundahan hatinya pada sang kakak.

Ketika itu, Dimas Van Djik mengaku menyukai Elizabeth Bouwer dan menceritakan awal pertemuan mereka hingga mereka menjadi sepasang sahabat disekolahnya dulu.

Ivanna Van Djik yang memang baru mengetahui itu sempat terkejut dan ingin protes karena memang dirinya yang berkonflik dengan Elizabeth Bouwer sebelumnya.

Namun, Ivanna Van Djik menahan tindakan protesnya. Hal itu dilakukannya agar sang adik tidak marah lagi kepadanya seperti sebelumnya.

Dimas Van Djik kemudian menanyakan kepada kakaknya terkait pakaian yang akan dikenakannya saat menyambut kedatangan keluarga Bouwer.

Dimas Van Djik berencana untuk tidak memakai pakaian seperti keinginan orang tuanya, tetapi dia takut jika orang tuanya akan marah.

Tapi Ivanna Van Djik menyebutkan bahwa orang tua mereka tidak akan marah terkait pakaian apapun yang akan dipakai Dimas Van Djik.

Ivanna Van Djik pun menyarankan agar adiknya tetap mengenakan pakaian yang diinginkan oleh Dimas Van Djik setelah meyakinkan sang adik bahwa itu tidak akan menjadi masalah bagi kedua orang tuanya.

Tibalah saatnya keluarga Bouwer mengunjungi rumah keluarga Van Djik. Dalam penyambutannya keluarga Van Djik menyajikan dan berpakaian seperti orang inlander.

Dimas Van Djik yang melihat kedatangan Elizabeth Bouwer ke rumahnya dari balik jendela, sangat senang.

Namun, Dimas Van Djik melihat Elizabeth Bouwer seperti meminta izin untuk ke suatu tempat kepada orang tuanya, Dimas Van Djik pun memutuskan mengikuti langkah kaki Elizabeth Bouwer.

Rupanya Elizabeth Bouwer berada di sebuah gereja yang tidak jauh dari rumahnya, Dimas Van Djik pun memasuki gereja itu, dan matanya menangkap Elizabeth sedang berdoa di sana.

Kedatangan Dimas Van Djik pun diketahui oleh Elizabeth Bouwer, di sana keduanya saling berbicara dengan posisi Elizabeth Bouwer membelakangi Dimas Van Djik.

Elizabeth Bouwer menyebutkan bahwa dirinya bukan Elizabeth Bouwer yang dulu dikenal oleh Dimas Van Djik.

Dengan mata yang berkaca-kaca Elizabeth Bouwer meminta Dimas Van Djik untuk tidak menemuinya lagi.

Selain itu, Elizabeth Bouwer meminta agar Dimas Van Djik untuk menjauhinya dan menganggap mereka agar seperti dua orang yang tidak saling mengenali.

Meskipun Dimas Van Djik merasakan sakit dengan ucapan Elizabeth Bouwer bahkan sedih, dia tetap menyetujuinya setelah mengungkap perasaannya.

Kenyataan lainnya, ternyata Elizabeth Bouwer juga menyukai bahkan memiliki perasaan kepada Dimas Van Djik, namun itu harus terhalang dengan keadaan keduanya yang tidak memungkinkan.

Setelah berbicara berdua, Elizabeth Bouwer mendahului Dimas Van Djik untuk kembali ke rumah keluarga Van Djik yang kemudian diikuti oleh Dimas Van Djik dibelakang.

Sesampainya di rumah keluarga Van Djik, keduanya dikejutkan dengan keadaan rumah tersebut menjadi berantakkan.

Ternyata Ayah dari Elizabeth Bouwer sedang memarahi Peeter Van Djik dan keluarga yang menyambut mereka dengan tema yang tidak sesuai dengan budaya Netherland.

Ayah dari Elizabeth Bouwer yang menyadari kedatangan putrinya dan Dimas Van Djik yang pergi sekaligus datang secara bersamaan, menanyakan hal itu kepada putrinya.

Dengan air mata yang sudah membasahi pipi, Elizabeth Bouwer akhirnya menjelaskan tentang dirinya yang memang mengenal Dimas Van Djik hingga keduanya menjadi sahabat dan dekat serta saling suka.

Penjelasan itu membuat Ayah Elizabeth Bouwer menjadi semakin murka, termasuk Ibu Elizabeth Bouwer yang juga ikut memarahi putrinya dan keluarga Van Djik.

Petinggi militer Netherland itu pun kembali menghancurkan barang-barang di rumah Van Djik yang dilihatnya, dan kemudian pergi dengan amarah yang masih berada di hati meninggalkan kediaman Van Djik.

Setelah hal itu, keluarga Ivanna Van Djik menjadi hancur berantakkan. Para pekerja di rumah pun sudah diminta pergi oleh Ayah dari Elizabeth Bouwer dan meninggalkan mereka yang hanya berempat.

Peeter Van Djik dan Suzie Van Djik menjadi bertengkar. Suzie Van Djik juga memarahi sang suami karena telah menamai anak laki-laki mereka dengan nama Dimas Van Djik.

Setelah pertengkaran itu, mereka harus menerima kenyataan bahwa Dimas Van Djik yang telah bunuh diri tanpa diketahui mereka sebelumnya.

Mereka memakamkan mayat Dimas Van Djik hanya bertiga tanpa ada siapapun yang membantu dalam prosesi pemakaman itu.

Setelah kematian Dimas Van Djik, Suzie Van Djik tidak pernah berbicara lagi dengan suaminya.

Bahkan Suzie Van Djik tidak ingin makan apapun, sehingga hal itu membuatnya menjadi sakit-sakitan dan kemudian meninggal.

Hanya Ivanna Van Djik dan sang Ayah Peeter Van Djik yang memakam Suzie Van Djik.

Setelah prosesi pemakaman Suzie Van Djik, Ivanna Van Djik menemukan sang ayah Peeter Van Djik yang juga mati dengan cara bunuh diri.

Pemakaman Peeter Van Djik hanya dilakukan oleh Ivanna Van Djik seorang diri.

Setelah kematian keluarganya, Ivanna Van Djik kemudian menaruh dendam pada keluarga Elizabeth Bouwer.***

Editor: Allans Yodya Wiratama

Sumber: Novel Ivanna Van Dijk karya Risa Saraswati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah