Network
PORTAL KALTENG - Baru-baru ini Widy Vierratale buka suara tentang cerita di masa lalunya yang pernah mengalami pelecehan seksual.
Widy Vierratale dan Cinta Laura beberapa waktu lalu diundang ke podcast Deddy Corbuzier. Widy menceritakan tentang pengalaman masa lalunya yang menyakitkan.
Widy Vierratale menangis saat diundang dalam Podcast milik suami Sabrina Chairunnisa tersebut. Air matanya tidak terbendung saat menceritakan masa lalu.
Baca Juga: Viral Video Keisya Levronka Fals Saat Bawakan Lagu Sendiri, Ini Hasil Analisa Guru Vokal Indra Aziz
Hal tersebut lantaran Widy Vierratale menceritakan bagaimana pengalaman pahit yang pernah dirasakannya terkait pelecehan seksual.
Melihat Widy Vierratale menangis, Cinta Laura yang juga berada disana langsung memeluk dan menenangkan Widy Vierratale.
"are you okay?" tanya Cinta Laura.
Cinta Laura juga merasa geram tentang kasus pelecehan seksual yang terjadi di Indonesia. Termasuk yang menimpa sahabatnya Widy Vierratale.
Pada unggahan akun instagram pribadinya, Cinta Laura juga menuliskan rasa kegeramannya tentang kasus pelecehan yang tidak pernah berhenti di Indonesia.
"This Needs to STOP. Apa sih yang membuat pikiran masyarakat sampai ketitik ini? Kenapa kita terus membiarkan pelaku lolos tanpa hukuman dan pengetahuan bahwa yang dilakukan SALAH?! Struktur budaya dan kultural apakah yang membuat korban harus menanggung rasa sakit dan malu atas apa yang terjadi pada mereka?" tulis akun @claurakiehl.
"ini masalah kita semua. Terlepas dari pendidikan, lingkungan dan status ekonomi. Masalah sistemik, yang jujur, akan terus memperlambat perkembangan negara ini menuju demokrasi yang sesungguhnya, " tulis Cinta Laura.
Baca Juga: Lirik Lagu Kamu & Kenangan - Maudy Ayunda Ost. Habibie & Ainun 3
"dengan kompas moral yang rusak dan cara berfikir yang biasa. Beberapa tahun kedepan sangat krusial untuk kita semua menyuarakan isu ini agar masyarakat dan pihak-pihak yang berkuasa sadar bahwa pengetahuan dan pelatihan yang intens mengenai isu ini sangat penting, " lanjutnya.
"hukum yang ada akan sulit diimplementasikan jika cara berpikir pihak yang berwenang pun masih terbelakang. Keputusan objektif tidak mungkin bisa dibuat jika semua pihak belum sepenuhnya mengerti konsep pelecehan dan dampaknya terhadap korban dan masa depan bangsa ini," sambungnya lagi. ***
