PORTALKALTENG - Menghadapi ancaman serangan udara Ukraina, Moscow menyertakan senjata anti-pesawat seperti Pantsir S1 pada operasi militer ini.
Sistem pertahanan udara Pantsir S1 menggabungkan senjata anti-pesawat dan rudal untuk mencegat pesawat taktis, amunisi berpemandu presisi (PGM), dan kendaraan udara tak berawak (UAV).
Sistem dasar Pantsir dilengkapi dengan hingga dua belas rudal 57E6 dan dua meriam 2A38M 30mm, yang memungkinkannya untuk menyerang hingga empat target secara bersamaan.
Walau begitu anti serangan udara ini juga memiliki kelemahan seperti kecepatan putar yang lambat, terutama saat diperbesar.
Setiap senjata di kendaraan tempur (ranpur) ini dapat menembakkan hingga 40 peluru per detik dan memiliki kemampuan sekunder untuk menyerang target darat.
Namun sayangnya menembak terus menerus selama 3 atau 4 detik akan membuat meriam menjadi terlalu panas dan operator akan dipaksa untuk menunggu.
Selain itu ranpur ini memiliki titik buta yaitu tepat di atas sumbu rotasi senjata ini.
Bila sasaran terbang tinggi dan tepat di atas dapat menghalangi kemampuan Pantsir untuk membalas, karena membidik jauh lebih sulit dengan senjata di dekat vertikal.