PORTALKALTENG – Hari ini, memasuki bulan puisi karena puisi karya sastrawan Prof Sapardi Djoko Damono yang melegenda dalam bukunya yang berjudul ‘Hujan Bulan Juni’.
Hujan Bulan Juni trending di Twitter hari ini, selain hari ini merupakan hari pertama berjumpa dengan bulan Juni, hampir di setiap tahun di bulan ini, diksi spesial dan penuh romansa menjadi hal penting untuk dikenang melalui membaca dan menghayati puisi-puisi Sapardi yang mengabadi.
Simak empat puisi Sapardi yang setiap bait dan diksi nya mampu mengoyak belenggu kegalauan.
Baca Juga: Prediksi Belgia vs Belanda, Pertandingan Liga Negara UEFA 4 Juni 2022
‘Hujan Bulan Juni’
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
(1989)
‘Aku Ingin’
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang dijadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikanny tiada
(1989)
‘Yang Fana Adalah Waktu’
Yang fana adalah waktu
Kita abadi memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?” tanyamu.
Kita abadi.
(1978)
‘Hatiku Selembar Daun’
Melayang jatuh di rumput;
Nanti dulu,
Biarkan aku sejenak terbaring di sini;
ada yang masih ingin kupandang,
yang selama ini senantiasa luput;
Sesaat adalah abadi
sebelum kau sapu tamanmu setiap pagi.
Baca Juga: Simak Profil Pemenang Event Jagau Bawi Nyai Pariwisata 2022 Kalimantan Tengah di FBIM 2022
Itulah empat puisi karya sastrawan Alm.Sapardi yang melegenda karena diksinya yang sempurna dan spesial.***