PORTALKALTENG – Banyak hal atau kebiasaan toxic yang sering terjadi di sekililing kita dengan begitu saja, seolah sudah menjadi sebuah kebiasaaan yang normal dan dianggap wajar.
Disebabkan banyak orang yang melakukan kebiasaan tersebut, sehingga terlihat seperti suatu hal lumrah yang sudah dinormalisasi oleh diri kita sendiri.
Namun, dengan begitu bukan berarti kebiasaan tersebut adalah sesuatu yang baik apalagi boleh untuk tetap dilakukan.
Lantas, apa aja sih hal-hal toxic yang sering terjadi dan sudah dinormalisasi?
1. Dengan menganggap sepele masalah orang lain
Hal ini sangat sering terjadi, alasannya biasanya begini; kita merasa memiliki masalah lebih besar dari orang lain yang kita anggap masalahnya sepele.
Dan kita tidak pernah mengalami masalah yang dihadapi orang lain tersebut.
2. Mengadu nasib buruk
Adu nasib buruk tak jarang terjadi saat kita menceritakan pengalaman buruk yang sedang menimpa kita, tapi balasan yang kita dapatkan dari orang yang mendengarkan “ah masih mending, dulu aku malah blabla,”.
Poin ini, jatuhnya masih mirip-mirip dengan kebiasaan toxic sebelumnya, sama-sama menyepelekan masalah orang lain.
Baca Juga: Menghebohkan! Wulan Guritno Dicium Jefri Nichol, Gimmick atau Fakta?
3. “ah baperan amat”
Biasanya kebiasaan ini terjadi ketika kita mendengar orang mengatakan sesuatu yang membuat kita marah atau tersinggung, lalu orang tersebut membela diri dengan “Yaelah baperan amat, becanda doing kali,”.
Dan ini kerap terjadi di dunia sosial media, yang mana orang menulis komentar tanpa berfikir terlebih dahulu.
4. “gendutan ya,” atau “kurusan ya”
Setalah membaca artikel ini, segera akhiri mengatakan ini kepada siapapun. Selain menyakitkan, juga tidak ada tujuan yang benar-benar baik untuk didengar oleh sang korban.
5. Pertanyaan “kapan nikah” atau Kapan Kawin
Menanyakan perihal kapan menikah adalah hal yang sangat mengganggu untuk beberapa orang, jika pertanyaan ini dilontarkan hanya sekali dengan landasan ingin mendapatkan informasi akan terdengar wajar-wajar saja.
Lain lagi jika dilontarkan berkali-kali, ini akan membuat orang yang diberi pertanyaan akan timbul perasaan kesal, sebab menikah bukan sesuatu hal yang mudah.***